Pusakapublik.com, Dompu – Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB Dr Retno Puji Hardiningtyas, SS MHum beserta tim bersilaturrahim dan beraudiensi dengan jajaran pengurus dan mahasiswa STKIP Yapis Dompu, Selasa 27 Desember 2022.
Ketua STKIP Yapis Dr Dodo Kurniawan SE ME ketika memandu langsung acara audiensi menyatakan, kampus yang dipimpinnya saat ini menampung 1500 mahasiswa yang tersebar pada enam Program Studi (Prodi).
Dia juga mengharapkan adanya kerjasama dan kolaborasi yang dapat dilakukan STKIP Yapis dan Kantor Bahasa Provinsi NTB. “Sehingga kami sebagai kampus keguruan mungkin dapat mengintegrasikannya ke dalam kurikulum pendidikan ke depannya,” ujarnya.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB Retno Puji Hardiningtyas menyatakan, pihaknya memiliki beberapa program prioritas seperti peningkatan literasi dan internasionalisasi bahasa Indonesia.
Dia menilai di Pulau Sumbawa masalah literasi masih menjadi masalah sehingga sebenarnya membutuhkan bahan bacaan.”Hanya saja saat ini kami kami masih fokus di KLU (Kabupaten Lombok Utara) yang kondisi literasinya lebih parah karena faktor bencana alam gempa bumi pada 2018 lalu,” ujarnya.
Selain itu pihaknya juga menyumbangkan banyak buku untuk 36 sekolah dasar di Kabupaten Lombok Timur karena tingkat literasinya masih rendah berdasarkan survei dan asesmen yang dilakukan Kemendikbud Ristek. Dia menambahkan, pihaknya juga mendata dan melakukan pemutakhiran komunitas literasi di NTB.
Sedangkan berkaitan dengan program internasionalisasi bahasa Indonesia, kata Retno, pihaknya memiliki kegiatan penerjemahan bahasa asing seperti bahasa Arab dan Inggris serta Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) maupun program bahasa Indonesia di kantor kepolisian.
“Karena itu tidak salah lho bagi adik-adik yang kuliah di Prodi Bahasa Indonesia karena adik-adik punya banyak peluang pekerjaan, tidak hanya sebagai guru tapi juga bisa bekerja di Kantor Bahasa, pengajar BIPA dan lainnya,” ujar mantan Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bali ini.
Kemendikbud Ristek, kata Retno, saat ini memiliki 30 balai dan kantor di seluruh Indonesia. Selain penerjemahan pihaknya juga menggelar sayembara penulisan cerita daerah baik dalam bahasa Sasak, Samawa dan Mbojo.
Dia mengajak mahasiswa dan dosen untuk berpartisipasi dalam sayembara penulisan buku cerita daerah.
“Hanya saja, strateginya sebaiknya buku cerita ditulis dalam bahasa Indonesia baru dalam bahasa daerah, karena ada beberapa istilah bahasa daerah yang tidak tersedia padanannya dalam bahasa Indonesia,” terangnya.
Untuk BIPA, menurut Retno, lembaganya juga memiliki program pengiriman pengajar bahasa Indonesia keluar negeri. Selain, penerjemah Ahli Muda Kantor Bahasa NTB Zamzam Hariro MPd menambahkan pada Februari 2023 Kantor Bahasa NTB akan mengadakan pemilihan Duta Bahasa untuk mahasiswa.
Syaratnya adalah Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI). “UKBI itu semacam TOEFL dalam bahasa Inggris dan kini sudah ribuan peserta yang mendaftar,” ujar
Zamzam. Mantan pengajar BIPA ini berharap mahasiswa menyiapkan diri dari sekarang dan berpartisipasi dalam ajang tersebut. UKBI juga dapat digunakan untuk keperluan melamar pekerjaan maupun menjadi pengajar BIPA. Kata dia, semua informasi kebahasaan mulai dari EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), kurikulum, dan lainnya bisa diakses di laman Kantor Bahasa.
Menurut Retno, peluang pekerjaan jurusan bahasa selain menjadi guru dan dosen, juga dapat menjadi pengkaji dan peneliti bahasa, sastrawan, jubir presiden, penerjemah, sekretaris, konsulat, Kemenlu, atase, diplomat, editor, penyunting, takarir, dubbir dan lainnya.
Bahkan di Universitas Indonesia, katanya menambahkan, jurusan bahasa Indonesia tergolong favorit karena banyak alumninya yang bercita-cita bekerja keluar negeri seperti pengajar BIPA atau di kantor kedutaan. Untuk peneliti bisa masuk ke BRIN dan BRIDA. “Karena itu mahasiswa jurusan bahasa Indonesia juga perlu belajar bahasa asing lainnya untuk menunjang pekerjaannya,” tandas Retno.
Menjawab pertanyaan peserta tentang penghapusan jurusan bahasa Indonesia di kampus Australia, Zam menyatakan bahwa kebijakan tersebut bersifat fluktuatif.
“Artinya tergantung kebijakan politik pemerintahan yang berkuasa di sana, selain faktor Covid-19, karena ini terkait dengan kecenderungan partai berkuasa. Penghapusan itu pun hanya berlaku di kampus-kampus negeri karena terkait pembiayaan oleh pemerintah sedangkan kampus swasta peminatnya tetap besar,” terangnya.
Selain itu, kata dia, tingginya peminat di luar negeri belajar bahasa Indonesia juga dapat dilihat datanya pada berbagai kedubes dan konsulat Indonesia di luar negeri. Di Universitas Sophia, Hungaria, kata dia, bahasa Indonesia adalah matakuliah wajib. Begitu pula di beberapa negara lain kelas bahasa Indonesia tetap tinggi baik dipelajari di kampus maupun kursus.
Acara silaturrahim dan audiensi dihadiri Ketua dan Wakil Ketua STKIP Yapis, pimpinan lembaga, unit, dosen dan mahasiswa STKIP Yapis Dompu (10).