Dompu, Pusakapublik.com – Meski kuliah dalam negeri tidak berarti buruk tetapi berkesempatan menempuh pendidikan ke luar negeri, apalagi dengan fasilitas beasiswa, memberikan banyak kelebihan. Demikian dikatakan Ismail Ilyas MA, App Ling di hadapan peserta English Camp yang diadakan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Yapis Dompu, di Pantai Lakey, Hu’u, Sabtu (15/10).
“Kuliah di Indonesia tidak berarti jelek tapi dalam hal tertentu kuliah di luar negeri memberikan sejumlah kelebihan, apalagi dengan beasiswa,” ujar alumni Universitas Utara Malaysia ini.
Alumni program Kapal Nusantara ini menyebutkan setidaknya ada lima keuntungan kuliah keluar negeri dengan beasiswa;
Pertama, kata dia, bisa mendapatkan jaringan internasional. Dicontohkannya di kampus tempat kuliahnya di Malaysia mahasiswanya berasal dari 50 negara seperti Nigeria, Arab, Libya, Iran, Turki bahkan sejumlah negara Eropa.
Kedua, menurut Ismail, kuliah keluar negeri memberikan banyak kesempatan (carrier opportunity) untuk mengembangkan diri terlebih jika kuliah di kampus-kampus besar.
“Saya juga ditawari bekerja di Malaysia dan bisa lanjut S3 di Malaysia. Tapi karena beberapa alasan saya tolak dan saya putuskan berkarier di Indonesia,” ujar alumni Prodi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Yapis ini.
Salah satu alasannya, kata Ismail, karena ia ingin berbakti kepada orangtua yang sudah tua. “Dan tak lama kemudian bapak saya wafat,” tukas dia.
Ketiga, bisa berkunjung ke beberapa negara lain yang terdekat. “Jika kuliah di Malaysia misalnya kita bisa ke Kamboja, Thailand dan Filipina,” ujarnya.
Keempat, bisa kerja paro waktu apalagi gaji di luar negeri hitungannya perjam, paling rendah 25 dollar atau Rp 300 ribu perjam. Ismail menceritakan dirinya waktu di Malaysia pernah mengajar di sebuah rumah tahfidz setiap habis Ashar.
“Gajinya antara 1000 hingga 10.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp3-4 juta sebulan. Cukup lumayan, sehingga banyak teman saya yang mengambil kerja paro waktu,” kata Ismal.
Kelima, keuntungan lain kuliah keluar negeri dengan beasiswa adalah bagian dari berbakti kepada orangtua. Menurut dia, setiap orangtua pasti bangga jika anaknya kuliah keluar negeri dengan beasiswa.
“Orangtua mana sih yang tidak senang dan bangga jika anaknya bisa kuliah keluar negeri apalagi dengan beasiswa. Orangtua saya sendiri kusir benhur sehingga itu yang mendorong saya untuk meraih beasiswa,” papar Ismail disambut tepuk tangan peserta.
Dia menambahkan ada ratusan beasiswa yang ditawarkan hampir semua universitas di dunia. “Ada AAS, LPDP, beasiswa Gubernur (NTB, red), beasiswa Kemenpora, Fullbraight dan lainnya. Bayangkan, kita kuliah, kita belajar dan kita digaji,” ujar dia.
Selanjutnya Ismail menyampaikan beberapa trik untuk mendapatkan beasiswa keluar negeri. Pertama, perbaiki niat. “Kuliah dengan beasiswa itu bukan karena dendam misalnya karena cinta ditolak tapi benar-benar diniatkan untuk mencari ilmu dan ridho Allah.
Meski kita kuliah di STKIP Yapis tapi yakinkan diri bisa lanjut S2 atau S3 keluar negeri,” kata dia disambut geerrr peserta.
Kedua, perbaiki curriculum vitae atau riwayat hidup anda. Jika ada lomba ikuti karena kesempatan itu kadang tidak datang lagi.
Dijelaskan, keinginan dirinya kuliah keluar negeri bukan spoantan melainkan sudah dirancang sejak dulu, sejak masuk di STKIP Yapis.
“Apapun kegiatan saya ikuti, debat bahasa Inggris, pertukaran pemuda, Kapal Nusantara dan itu yang mempercantik CV saya sehingga memudahkan saat saya meng-apply lamaran,” ujarnya. Diingatkan, CV selain berisi prestasi juga pengalaman organisasi terutama yang mengasah kompetensi masing-masing.
Ketiga, perbaiki bahasa Inggris karena hampir semua beasiswa mensyaratkan kemampuan bahasa Inggris. Terakhir, Ismail menyarankan agar jangan malu bertanya. “Jika anda tidak tahu aktifkan radar keponya kalau istilah zaman sekarang,” kata dia.
Menutup sesinya Ismail mengutip motivasi dari salah satu kerabatnya, “Tidak ada sesuatu yang besar yang dapat diperoleh dengan cara mudah. Jika satu keinginan belum berhasil tercapai maka perbesar lagi keinginan tersebut,” pungkasnya.
Kegiatan English Camp berlangsung selama dua hari dan dibuka oleh Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Nur Wahyuni MPd, Kegiatan ini diikuti 31 peserta yang berasal dari hampir semua Prodi di STKIP Yapis yakni dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Pendidikan Teknologi Informasi. (10).